Kartini Modern

Berbicara soal emansipasi wanita, memang tidak dapat di pisahkan dari sosok Raden Adjeng (RA) Kartini yang menjadi pelopor untuk memperjuangkan persamaan gender di Indonesia.

Emansipasi yang dimaksudkan disini adalah agar wanita diakui kecerdasannya dan diberikan kesempatan yang sama untuk mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya, sehingga wanita tidak merendahkan diri dan tidak selalu di rendahkan derajatnya oleh kaum pria.

Sejak dahulu kaum wanita sering kali di tempatkan di posisi belakang, wanita tak boleh melampaui derajat pria. Padahal, wanita juga memiliki hak bahkan untuk menjadi seorang pemimpin. Satu hal yang membedakan antara pria dan wanita adalah kodrat. Wanita kodratnya adalah hamil, melahirkan dan punya anak. Yang tentu saja hal-hal itu tidak bisa dilakukan oleh pria.

Seperti yang diketahui emansipasi merupakan istilah yang di gunakan untuk untuk menjelaskan usaha-usaha untuk mendapatkan persamaan hak dalam bidang politik, kesetaraan gender, serta persamaan hak dalam bidang lainnya.

Banyak yang mengatakan setiap wanita itu hanya perlu 3 keahlian, yaitu dapur, sumur, kasur. Karena perkataan orang-orang tersebutlah membuat beberapa wanita merasa tidak perlu untuk menempuh jenjang pendidikan yang tinggi, tidak perlu mempunyai karir yang bagus, wanita hanya perlu kecantikan wajah saja, bukan kepintaran dan kesuksesan berkarir. Perempuan tak lebih dari sekedar boneka, yang akan di puji ketika terlihat manis, lucu, dan cantik. Akan tetapi akan dijadikan pembicaraan jika terlihat sangat berantakan atau terlihat berpakaian kurang sesuai dengan aturan masyarakat. Sebagai perempuan, mereka hanya memperhatikan baju apa yang mereka pakai , sepatu apa yang mereka kenakan, dan bagaimana penampilan mereka di muka umum. Padahal sudah jelas Soe Hok Gie seorang aktivis Indonesia Tionghoa menyatakan bahwa ” Wanita akan selalu di bawah tingkat laki-laki bila yang diurusi hanya baju dan kecantikan“.

Tetapi, seiring berkembangnya zaman banyak para wanita yang mulai berani bermimpi setinggi mungkin mengenai kehidupannya, dan belajar untuk tidak selalu bergantung pada laki-laki. Bisa kita lihat sudah banyak para wanita yang menjadi menteri, pilot, atau bahkan pimpinan di suatu perusahaan. Melalui gerakan emansipasi, perempuan Indonesia akhirnya dapat mensejajarkan diri dengan kaum pria dalam berbagai bidang kehidupan. Perempuan tidak hanya bekerja di lingkungan rumah ataupun melayani suami walaupun hal tersebut adalah salah satu kewajiban perempuan mengikuti kodratnya. Perempuan juga dapat berperan di ranah Politik, Ekonomi dan Sosial.

Sudah seharusnya setiap orang tua yang memiliki anak laki-laki menanamkan sikap untuk menghargai perempuan, dan mengajarkan bahwa posisi perempuan dan laki-laki itu sama. Tetapi, perempuan juga tidak boleh melupakan sikap-sikap yang harus dimiliki seorang perempuan. Sebab kaum perempuan diharapkan bisa menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak yang dilahirkannya. Itulah sebenarnya peran wanita yang utama selain berbagai peran di ketiga bidang kehidupan. Wanita telah menjadi sosok yang harus di hormati dan dilindungi dari berbagai kekerasan dan penganiayaan, namun wanita harus sadar akan tugas utamanya. Tugas ini mampu untuk menyadarkan perempuan generasi muda untuk menjadi perempuan yang terhormat, berprestasi, dan berharga.

Sudah saatnya, kedudukan laki-laki dan perempuan setara. Tidak ada lagi pembedaan dalam segi karir, pendidikan, dan masih banyak lagi. Sekian pendapat saya mengenai kedudukan perempuan di era yang sudah modern saat ini.

Leave a comment